Memilih calon istri

==========================

======
Pertama : Mentaati Agama dan Sangat Mencintai-Nya
================================

فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللّهُ

“…Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka)…” [QS. An-Nisaa’ : 34]

Al-Bukhari meriwayatkan dari abu hurairah, dari Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam, beliau bersabda :

حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ

Telah menceritakan kepada kami Musaddad Telah menceritakan kepada kami Yahya dari Ubaidullah ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Sa’id bin Abu Sa’id dari bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” [HR. Al Bukhari no. 4700]



Dari hadits di atas bukan berarti kecantikan disini tidak diperlukan. Akan tetapi janganlah membatasi pilihan pada kecantikan, karena ini bukanlah prinsip bagi kita dalam memilih calon istri. Pilihlah karena agamanya, dan jika tidak maka engkau tidak akan bahagia. Yakni berlumuran dengan tanah berupa aib yang bakal terjadi padamu setelah itu disebabkan istri tidak mempunyai agama.

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr secara marfu’, ia mengatakan : “Jangan menikahi wanita karena kecantikannya, karna bisa jadi kecantikannua itu akan memburukkannya; dan jangan menikahi wanita karena hartanya, bisa jadi hartanya membuatnya melampaui batas. Tetapi nikahilah wanita atas perkara agamanya. Sungguh hamba sahanya yang sebagian hidungnya terpotong lagi berkulit hitam tapi taat beragama adalah lebih baik.”[HR. Ibnu Majah no. 1859 kitab an-Nikaah]

Imam Ahmad meriwayatkan dari Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam :

“Kebahagiaan manusia ada tiga : Wanita yang sholihah, tempat tinggal yang baik, dan kendaraan yang baik. Sedangkan kesengsaraan manusia ialah wanita yang buruk (perangainya), tempat tinggal yang buruk, dan kendaraan yang buruk.” [HR. Ahmad I/168 dengan sanad shahih]
=================================
Perumpamaan Hidup Wanita yang Rasa Malunya tidak Menghalanginya untuk Bertanya tentang Agamanya.
=================================

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ummu Salamah, ia menuturkan: “Ummu Sulaim datang kepada Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, Allah tidak malu dalam hal kebenaran. Apakah wanita wajib mandi jika bermimpi?’ Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam menjawab : ‘Jika dia melihat air.’”Ummu Salamah menutupi wajahnya dan bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah wanita bermimpi?” Beliau menjawab:”Ya, semoga engkau beruntung, lantas darimana anaknya dapat mirip dengannya?” [HR. Al-Bukhari 130 kitab ath-Thaharah, Muslim 313 kitab al-Haidh,dan lainnya]

=============================
Mereka adalah Kaum Wanita yang Mengetahui Keutamaan Ilmu & Mencarinya.
=============================

Al-Bukhari meriwayatkan bahwa ketika kaum wanita merasakan keutamaan ilmu, mereka pergi kepada Nabi Shallallaahu’alaihi wasallam dan meminta beliau suatu majelis khusus untuk mereka. Abu Sa’id menuturkan :

“Seorang wanita datang kepada Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam seraya mengatakan : “Wahai Rasulullah, kaum pria pergi dengan membawa haditsmu, maka berikan untuk kami sehari dari waktumu dimana kami datang kepadamu pada hari itu agar engkau mengajarkan kepada kami dari apa yang Allah ajarkan kepadamu.

’ Beliau bersabda : ‘Berkumpullah kalian pada hari ini dan hari itu di tempat demikian dan demikian.’
Mereka pun berkumpul, lalu Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam datang kepada mereka untuk mengajarkan kepada mereka apa yang Allah ajarkan kepada beliau.

Kemudian beliau bersabda : ‘Tidaklah seorang wanita dari kalian mendahulukan tiga perkara dari anaknya, melainkan itu menjadi hijab baginya dari api neraka.’ Maka seorang wanita dari mereka berkata: ‘Wahai Rasulullah, dua?’ Ia mengulanginya dua kali. Kemudian beliau bersabda: ‘Dua, dua,dua.” [HR. Al-Bukhari 7310, Muslim 2634, dan lainnya]

==========================
Kedua : Tidak Mengenal Kata-Kata Tercela
==========================

Ditanyakan kepada Ummul Mukminin ‘Aisyah Rodhiyallaahu ‘anha: “Siapakah wanita yang paling utama?” Ia menjawab: “Yaitu wanita yang tidak mengenal kata-kata tercela dan tidak berfikir untuk menipu suami, serta hatinya kosong kecuali berhias untuk suaminya dan untuk tetap memelihara keluarganya.”

Seorang Arab mengabarkan kepada kita tentang wanita yang sebaiknya dijauhi, ketika berfikir untuk menikah. Ia mengatakan: “Jangan menikahi enam jenis wanita, yaitu yang annanah, mannanah, hannanah, dan jangan pula menikahi haddaqah, barraqah, dan syaddaqah.”

Annanah ialah wanita yang banyak merintih, mengeluh serta memegang kepalanya setiap saat.

Mannanah ialah wanita yang suka mengungkit-ungkit (kebaikan) di hadapan suaminya, dengan mengatakan:

“Aku telah melakukan demikian dan demikian karenamu.”
Hannanah ialah wanita yang senantiasa rindu kepada suaminya yang lain (yang terdahulu) atau anaknya dari suami yang lain. Ini pun termasuk jenis yang harus dijauhi.

Haddaqah ialah wanita yang memanah segala sesuatu dengan kedua matanya lalu menyukainya dan membebani suami untuk membelinya.

Barraqah mengandung dua makna:
1. Wanita yang sepanjang hari merias wajahnya agar wajahnya berkilau dengan cara meriasnya.
2. Marah terhadap makanan. Ia tidak makan kecuali sendirian dan menguasai bagiannya dari segala sesuatu.

Syaddaqah ialah wanita yang banyak bicara.

Diringkas dari Kitab ‘Isyratun Nisaa’ minal alif ilal yaa’ [versi Indonesia : Pandukan Nikah dari A-Z]

copas dari akhy Abu Sahlan.

Tinggalkan komentar