Sepanjang sejarah Islam, orang-orang munafiq dan juga para modifikator sunnah-sunnah Nabi ‘alaihissalam, telah menjadi biang utama kemunduran dan kekalahan Ummat Islam.
Kaum munafiq telah membuktikan peran keji mereka terhadap kaum muslimin, semisal yang terjadi pada saat jatuhnya kota Baghdad, ibu kota Baghdad ibu kota Khilafah Abbasiyah, ke tangan kaum Tar-tar, yaitu pada tahun 656 H.
Pada awalnya kaum Tar-tar merasa gentar untuk menyerbu kota Baghdad. Namun setelah terjadi korespondensi antara mereka dengan salah seorang seorang tokoh Syi’ah, yang bernama Wazir Muayyiduddin Muhammad bin Ahmad Al Qummy, maka merekapun memberanikan diri untuk menyerbu kota Baghdad. Kebetulan kala itu pengkhinata yang beragama Syi’ah ini berhasil menyusup ke dalam selimut Ummat Islam dan menjabat sebagai salah seorang pejabat tinggi di dinasti Abbasiyyah.
Akibat dari persekongkolan ini akhirnya terjadilah lembaran pilu yang panjang lebar, yaitu runtuhnya dinasti Abbasiyah. Demikian dikisahkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya Al Bidayah wa An Nihayah, jilid 13, hal: 213
Sebelumnya, sejarah kaum muslimin juga telah membuktikan bahwa orang-orang Syi’ah juga telah melancarkan perkhianatan keji lainnya. Lagi –lagi lembaran sejarah Islam telah dinodai oleh perbuatan keji sekte Qaramithah, yaitu salah satu sekte yang berafiliasi kepada sekte Syi’ah.
Dibawah kepemimpinan Abu Thahir Al Qirmith, mereka membantai kafilah-kafilah
Lebih mengenaskan lagi, pada musim haji tahun 317 H, mereka menyerang kota Makkah, dan membantai jamaah haji, kemudian membuang mayat-mayat mereka ke sumur Zam-zam. Belum cukup sampai di sini, salah seorang dari mereka mencongkel hajar aswad, sambil berkata: “Dimanakah burung Ababil?! Dimanakah bebatuan dari Sijjil?!( )
Lalu mereka membawa pergi Hajar Aswab ke kampung halaman mereka di daerah Bahrain.
Selama 22 tahun, Hajar Aswad berada dalam kekuasan mereka, sehingga selama itu pula, ketika berthawaf mengelilingi Ka’bah, kaum muslimin tidak dapat mencium Hajar Aswad. Demikian Imam Ibnu Katsir mengisahkan kisah pengkhianatan mereka, dalam kitabnya Al Bidayah wa An Nihayah, oleh Imam Ibnu Katsir 11/172
Nampaknya, inilah salah satu alasan mengapa bangsa JIN, dan yang serupa dipelihara, guna mengemban tugas melemahkan kekuatan kaum muslimin, serta mengobarkan perpecahan di tengah-tengah mereka.
Sebagaimana mereka juga bertugas menjalankan pengabdian kepada cukong-cukong mereka yang telah menggelontorkan
Ya Allah, kami beriman kepada firman-Mu:
وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ
Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ali Imran 54)
sumber : ustadz Dr Muhammad Arifin Badri